Kitab Fathul Izar
BAB I: ARTI SEBUAH PERNIKAHAN
Ketahuilah, nikah itu
suatu kesunnahan (perbuatan) yang disukai dan pola hidup yang dianjurkan.
Karena dengan nikah terjagalah populasi keturunan dan lestarilah hubungan antar
manusia. Allah Swt. dalam firmanNya telah menganjurkan nikah:
فَانْكِحُوْامَا طَابَ
لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ
"Maka nikahilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat." (QS.
an-Nisa’ ayat 3).
وَمِنْ أَيَاتِهِ
أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا وَجَعَلَ
بَيْنَكُمْ مَوَدّةً وَرَحْمَةً
“Dan
diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Ia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Dan
dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. ar-Rum ayat 21).
وَأَنْكِحُوْا اْلأَيامَى
مِنْكُم والصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ
يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ.
"Dan nikahkanlah
orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (menikah)
dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika
mereka miskin maka Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya." (QS.
an-Nur ayat 2).
Diantara bentuk
'kekayaan' yang dikaruniakan Allah kepada mereka ialah, sebelum seorang
laki-laki memasuki jalinan pernikahan dia hanya memiliki dua tangan, dua kaki,
dua mata dan sebagainya dari anggota tubuhnya yang masing-masing hanya
sepasang. Namun ketika ia telah terajut dalam sebuah pernikahan, maka jadilah
anggota-anggota tubuh tersebut menjadi berlipat ganda dengan sebab mendapat
tambahan dari anggota tubuh isterinya.
Tahukah engkau bahwa
ketika pengantin wanita bertanya kepada pengantin pria: “Untuk siapakah
tanganmu?” Maka pengantin pria menjawab: “Untukmu." Dan ketika pengantin
wanita bertanya kepadanya: "Untuk siapakah hidungmu?” Maka dia menjawab:
"Untukmu." Begitupula ketika pengantin wanita bertanya kepadanya:
"Untuk siapa matamu?” Dengan penuh kasih sayang dia menjawab:
"Untukmu."
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ
مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَالْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّه أَغَضُّ لِلْبَصَرِ
وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
Nabi Saw. telah
bersabda: “Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang sudah mampu membiayai
pernikahan, hendaklah kalian menikah. Karena sesungguhnya nikah itu lebih mampu
memejamkan pandangan (dari kemaksiatan) dan lebih menjaga kehormatan."
Yang dikehendaki dengan
kata “ba-ah” dalam hadits di atas adalah nafkah lahir maupun batin. Nabi Saw.
juga bersabda:
تَزَوَّجُوْا الْوَلُوْدَ
الْوَدُوْدَ فَإِنِّىْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Nikahilah olehmu
wanita-wanita yang produktif (beranak) dan yang banyak kasih sayangnya kepada
suami. Karena sesungguhnya aku akan berlomba-lomba dengan kalian memperbanyak
umat di hari kiamat kelak." Serta masih banyak lagi ayat dan hadits yang
lain.
BAB
II: SENGGAMA DAN RAHASIA-RAHASIANYA
Ketahuilah bahwa tujuan
utama dari pernikahan adalah untuk mengabdi, mendekatkan diri kepada Allah
Swt., mengikuti sunnah Rasulullah Saw., dan menghasilkan keturunan. Karena
melalui pernikahan kehidupan alam ini akan lestari dan teratur. Dan dengan
meninggalkannya berarti sebuah kehancuran dan kemusnahan alam ini.
Hal yang maklum, takkan
memanen tanpa menanam benih pada bumi, kemudian mengolah dan merawatnya melalui
teori dan teknik pertanian. Dan juga perlu waktu beberapa lama hingga buahnya
menjadi siap panen. Begitupula takkan terwujud seorang anak dan keturunan tanpa
terlebih dulu memasukkan sperma suami di dalam indung telur isterinya. Allah
Swt. berfirman:
نِسَائُكُمْ حَرْثٌ
لَكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوْا لأَِنْفُسِكُمْ
"Wanita-wanita
kamu semua adalah ladang bagimu. Maka datangilah ladangmu itu semaumu dan
kerjakanlah olehmu (amal-amal yang baik) untuk dirimu sendiri." (QS.
al-Baqarah ayat 223).
Ayat ini turun ketika kaum Muslimin mengatakan
bahwa mereka menggauli isteri mereka dengan posisi berlutut, berdiri,
terlentang, dari arah depan dan dari arah belakang.
Menanggapi pernyataan
kaum Muslimin tersebut kaum Yahudi menyatakan: “Tidaklah melakukan hubungan
semacam itu selain menyerupai tindakan binatang, sedangkan kami mendatangi
mereka dengan satu macam posisi. Sungguh telah kami temukan ajaran dalam Taurat
bahwa setiap hubungan badan selain posisi isteri terlentang itu kotor di
hadapan Allah."
Lalu turunlah ayat di
atas, Allah hendak membantah pernyataan kaum Yahudi tersebut.
Jadi dalam kandungan
ayat ini menunjukkan diperbolehkannya seorang suami menyetubuhi isterinya
dengan cara apapun dan posisi bagaimanapun yang ia sukai. Baik dengan cara
berdiri, duduk atau terlentang. Dan dari arah manapun suami berkehendak, dari
arah atas, bawah, belakang ataupun dari arah depan. Dan boleh juga
menyetubuhinya pada waktu kapanpun suami menghendaki, siang ataupun malam hari.
Dengan catatan yang dimasuki adalah lubang vagina.
a.
Pengaruh waktu senggama:
1. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya pada malam Jum’at, maka anak yang terlahir akan hafal
al-Quran.
2. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya pada malam Sabtu, maka anak yang terlahir akan bodoh.
3. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya pada malam Ahad, maka anak yang terlahir akan menjadi
seorang pencuri atau penganiaya.
4. Barangsiapa yang
menyetubuhi isterinya pada malam Senin, maka anak yang terlahir akan menjadi
fakir atau miskin atau ridha dengan keputusan (takdir) dan ketetapan (qadha)
Allah.
5. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya pada malam Selasa, maka anak yang terlahir akan menjadi
orang yang berbakti kepada orangtua.
6. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya pada malam Rabu, maka anak yang terlahir akan cerdas,
berpengetahuan dan banyak bersyukur.
7. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya pada malam Kamis, maka anak yang terlahir akan menjadi
orang yang berhati ikhlas.
8. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya pada malam Hari Raya, maka anak yang terlahir akan
mempunyai enam jari.
9. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya sambil bercakap-cakap, maka anak yang terlahir akan bisu.
10. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya dalam kegelapan, maka anak yang terlahir akan menjadi
seorang penyihir.
11. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya dalam terangnya lampu, maka anak yang terlahir akan
berwajah tampan atau cantik.
12. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya sambil melihat auratnya (vagina), maka anak yang terlahir
akan buta mata atau buta hatinya.
13. Barangsiapa
menyetubuhi isterinya di bawah pohon yang biasa berbuah, maka anak yang
terlahir akan terbunuh karena besi, tenggelam atau keruntuhan pohon.
b.
Senggama yang ideal:
Hendaknya bagi seorang
suami memperhatikan 4 hal berikut:
1. Memegang kedua
tangan isteri
2. Meraba dadanya
3. Mencium kedua
pipinya
4. Membaca Basmalah
saat hendak memasukkan penis ke dalam vagina.
مَنْ جَامَعَ زَوْجَتَهُ
عِنْدَ الْحَيْضِ فَكَأَنَّمَا جَامَعَ أُمَّهُ سَبْعِيْن مَرَّةً
Rasulullah Saw.
bersabda: “Siapa yang menyetubuhi isterinya saat ia menstruasi, maka
seolah-olah ia menyetubuhi ibunya sendiri sebanyak 70 kali."
c.
Nikmat dunia ada di wanita
Sebagian ulama dimintai
komentar tentang seberapa banyak kenikmatan dunia? Mereka menjawab: “Kenikmatan
dunia itu sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Allah Swt. berfirman:
وَإِنْ تَعُدُّوْا
نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا
"Jika kamu hendak
menghitung nikmat Allah maka kalian takkan sanggup menghitunya."
Namun kenikmatan
terhebat teringkas pada 3 macam kenikmatan; yakni mencium wanita, menyentuhnya
dan memasukkan penis ke dalam vagina."
وَنِعَمُ الدُّنْيَا
ثَلاَثٌ تُعْتَبَر # لَمْسٌ وَ تَقْبِيْلٌ وَإِدْخَالُ الذَّ كر
Seorang penyair
bersyair dalam bahar Rajaz-nya: “Kenikmatan dunia ada 3; yakni menyentuh,
mencium dan memasukkan penis."
وَنِعَمُ الدُّنَْيَا
ثَلاَثٌ تُحْصَرُ # دمَيْك كُوْلِيْت عَامْبُوْع كَارَوْ بَارعْ تُرُوْ
Penyair lain mengungkapkan:
“Kenikmatan dunia itu teringkas dalam 3 hal; menyentuh kulit, mencium dan tidur
bersama (senggama)."
BAB
III: TATACARA DAN ETIKA SENGGAMA
Imam as-Suyuthi dalam
kitab ar-Rahmah berkata: “Ketahuilah bahwa senggama tidak baik dilakukan
kecuali bila seseorang telah bangkit syahwatnya dan bila keberadaan sperma
telah siap difungsikan. Maka jika demikian, hendaknya sperma segera dikeluarkan
layaknya mengeluarkan semua kotoran atau air besar yang dapat menyebabkan sakit
perut. Karena menahan sperma saat birahi sedang memuncak dapat menyebabkan
bahaya yang besar. Adapun efek samping terlalu sering melakukan senggama ialah
dapat mempercepat penuaan, melemahkan tenaga dan menyebabkan tumbuhnya
uban."
a.
Tatacara senggama
Antara lain; isteri
tidur terlentang dan suami berada di atasnya. Posisi ini merupakan cara yang
paling baik dalam senggama. Selanjutnya suami melakukan cumbuan ringan
(foreplay) berupa mendekap, mencium, dan lain sebagainya. Hingga saat sang
isteri bangkit birahinya, masukanlah dzakar suami dan menggesek-gesekkannya
pada liang vagina.
Ketika suami mengalami
klimaks (ejakulasi), janganlah terburu mencabut dzakarnya, melainkan menahannya
beberapa saat disertai mendekap isteri dengan mesra. Setelah kondisi tubuh
suami sudah tenang, maka cabutlah dzakar dari vagina isteri dengan mendoyongkan
tubuhnya ke samping kanan. Menurut para ulama, demikian itu upaya untuk
memiliki anak laki-laki.
Selesai bersenggama
hendaknya keduanya mengelap alat kelamin masing-masing dengan dua buah kain,
satu untuk suami dan yang lain untuk isteri. Jangan sampai keduanya menggunakan
satu kain karena hal itu dapat memicu pertengkaran.
Bersenggama yang paling
baik adalah senggama yang diiringi dengan sifat agresif, kerelaan hati dan
masih menyisakan syahwat. Sedangkan senggama yang jelek adalah senggama yang
diiringi dengan badan gemetar, gelisah, anggota badan terasa mati, pingsan, dan
istri merasa kecewa terhadap suami walaupun ia mencintainya. Demikian inilah
keterangan yang sudah mencukupi terhadap tatacara senggama yang paling benar.
B.
Etika senggama
Ada beberapa etika
senggama yang harus diperhatikan oleh suami. Meliputi 3 macam sebelum/saat
melakukannya dan 3 macam sesudahnya.
1.
Etika sebelum senggama:
a). Mendahului dengan
bercumbu (foreplay) agar hati isteri tidak tertekan dan mudah melampiaskan
hasratnya. Sampai ketika nafasnya naik turun serta tubuhnya menggeliat dan ia
minta dekapan suaminya, maka rapatkanlah tubuh (suami) ke tubuh isteri.
b). Menjaga etika saat
hendak senggama. Maka janganlah menyutubuhi isteri dengan posisi berlutut,
karena hal demikian sangat memberatkannya. Atau dengan posisi tidur miring
karena dapat menyebabkan sakit pinggang. Dan jangan memposisikan isteri berada
di atasnya, karena dapat mengakibatkan kencing batu. Akan tetapi posisi
senggama yang paling bagus adalah meletakkan isteri dalam posisi terlentang
dengan kepala lebih rendah daripada pantatnya. Dan pantatnya diganjal dengan
bantal serta kedua pahanya diangkat dan dibuka lebar-lebar. Sementara suami
mendatangi isteri dari atas dengan bertumpu pada sikunya. Posisi inilah yang
dipilih oleh para fuqaha dan para dokter.
c). Beretika saat
hendak memasukkan dzakar. Yaitu dengan membaca ta’awudz dan basmalah. Disamping
itu gosok-gosokkan penis di sekitar vagina, meremas payudara dan hal lainnya
yang dapat membangkitkan syahwat isteri.
2.
Etika saat senggama:
a). Senggama dilakukan
secara pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa (ritmis).
b). Menahan keluarnya
mani (ejakulasi) saat birahi bangkit, menunggu sampai isteri mengalami inzal
(orgasme). Yang demikian dapat menciptakan rasa cinta di hati.
c). Tidak terburu-buru
mencabut dzakar ketika ia merasa isteri akan keluar mani, karena hal itu dapat
melemahkan ketegangan dzakar. Juga jangan melakukan ‘azl (mengeluarkan mani di
luar vagina) karena hal itu merugikan pihak isteri.
3.
Etika setelah senggama:
a). Meminta isteri
tidur miring ke arah kanan agar anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin
laki-laki, insya Allah. Bila isteri tidur miring ke arah kiri maka anak yang
dilahirkan kelak berjenis kelamin perempuan. Hal ini berdasarkan hasil uji coba
riset.
b). Suami membaca
dzikir dalam hati sesuai yang diajarkan Nabi, yaitu:
اَلْحَمْدُلِلَّهِ
الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصهْرًا وَكَانَ رُبُّكَ
قَدِيْرًا (الفرقان : 54)
“Segala
puji milik Allah yang telah menciptakan manusia dari air, untuk kemudian
menjadikannya keturunan dan mushaharah. Dan adalah Tuhanmu itu Mahakuasa.” (QS.
al-Furqan ayat 54).
c). Berwudhu ketika
hendak tidur (dihukumi sunnah) dan membasuh dzakar bila hendak mengulangi
senggama.
Dikutip dari sumber
yang dapat dipercaya bahwa, barangsiapa saat menyetubuhi isterinya didahului
dengan membaca basmalah, surat al-Ikhlas, takbir, tahlil dan membaca:
بِسْمِ اللهِ الْعَلِيِّ
الْعَظِيْمِ اَللّهُمَّ اجْعَلْهَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّبَِةً إِنْ كُنْتَ قَدَّرْتَ أَنْ
تُخْرِجَ مِنْ صَلْبِىْ اَللّهُمَّ جَنِّبْنِىْ الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشّيَْطَانَ
مَا رَزَقْتَنِىْ
Kemudian suami menyuruh
isterinya tidur miring ke arah kanan, maka jika ditakdirkan mengandung
isterinya akan melahirkan anak berjenis kelamin laki-laki dengan izin
Allah." Saya telah mengamalkan dzikir serta teori ini, dan saya pun
menemukan kebenarannya tanpa ada keraguan. Dan hanya dari Allah-lah pertolongan
itu. Demikian adalah penggalan komentar Imam as-Suyuthi.
Sebagian ulama
mengatakan: “Barangsiapa menyetubuhi isterinya lalu ketika merasa akan keluar
mani (ejakulasi) ia membaca dzikir:
لاَ يُدْرِكُهُ اْلأَبْصَارُ
وَهُوَ يُدْرِكُ اْلأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ اْلخَبِيْرُ.
Maka jika ditakdirkan
mengandung, isterinya akan melahirkan anak yang mengungguli kedua orangtuanya
dalam hal ilmu, sikap dan amalnya, insya Allah.”
Penulis kitab Hasyiah
al-Bujairami 'ala al-Khathib, tepatnya dalam sebuah faidah, menyatakan:
"Saya melihat tulisan Syaikh al-Azraqi yang diriwayatkan dari Rasulullah
Saw., di sana tertulis bahwa seseorang yang menghendaki isterinya melahirkan
anak laki-laki maka hendaknya ia meletakkan tangannya pada perut isterinya di
awal kehamilannya sembari membaca doa:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيْمِ اَللهُمَّ إِنِّي أُسَمِّيْ مَا فِيْ بَطْنِهَا مُحَمَّدًا فَاجْعَلْهُ
لِيْ ذَكَرًا.
Maka kelak anak yang
dilahirkan akan berjenis kelamin laki-laki. Insya Allah mujarab.
BAB
IV: DOA-DOA SENGGAMA
وَقَدِّمُوْالأَِنْفُسِكُمْ
"Dan kerjakanlah
(amal yang baik) untuk dirimu.” (QS. al-Baqarah ayat 223).
Maksud dari ayat ini
adalah, "Carilah pahala yang tersediakan untuk kamu semua sepertihalnya
membaca basmalah dan berniat mendapatkan anak ketika melakukan senggama."
Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ قَالَ بِسْمِ
اللهِ عِنْدَ الْجِمَاعِ فَأَتَاهُ وَلَدٌ فَلَهُ حَسَنَاتٌ بِعَدَدِ أَنْفَاسِ ذَلِكَ
الْوَلَدِ وَعَدَدِ عَقِبِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Siapa
membaca basmalah ketika akan melakukan senggama kemudian dari senggama itu dia
dikaruniai seorang anak maka dia memperoleh pahala sebanyak nafas anak tersebut
dan keturunannya sampai hari kiamat."
:خِيَارُكُمْخِيَارُكُمْ
لِنِسَائِهِمْ
Nabi Saw. juga
bersabda: “Manusia yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik
terhadap isterinya.”
Dalam masalah ini para
ulama memiliki urut-urutan yang mengagumkan, yaitu:
1. Ketika suami akan
menyetubuhi isteri hendaknya lebih dulu membaca salam:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
يَا بَابَ الرَّحْمنِ
Lantas
isteri menjawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
يَا سَيِّدَ اْلأَمِيْنِ
2. Selanjutnya suami
meraih kedua tangan isterinya seraya membaca:
رَضِيْتُ بِا للهِ
رَبَّا
3. Kemudian ia
meremas-remas kedua payudara isterinya seraya membaca dalam hati:
أَللّهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
4. Dilanjutkan mengecup
kening isterinya seraya membaca dalam hati:
يَالَطِيْفُ اَلله
نُوْرُ عَلَى نُوْرٍ شَهِدَ النُّوْرَ عَلَى مَنْ يَشَاءُ
5. Setelah itu suami
memiringkan kepalai steri ke kiri sambil mencium dan meniup telinga sebelah
kanan, dilanjutkan memiringkan kepala isteri ke kanan sambil mencium dan meniup
telinga yang sebelah kiri, seraya membaca dalam hati:
فِىْ سَمْعِكِ الله
ُسَمِيْعٌ
6. Sesudah itu kecup
kedua mata isteri mulai dari mata sebelah kanan hingga mata sebelah kiri seraya
membaca dalam hati:
اَللّهُمَّ إِنَّا
فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا
7. Selanjutnya suami
mencium kedua pipi isteri dimulai pipi sebelah kanan sampai pipi sebelah kiri
seraya membaca dalam hati:
يَاكَرِيْمُ يَا رَحْمنُ
يَا رَحِيْمُ يَا اَللهُ
8. Kemudian mengecup
hidungnya seraya membaca dalam hati:
فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ
وَّجَنَّةُ نَعِيْمٍ
9. Sesudah itu kecup
pundak isteri seraya membaca dalam hati:
يَارَحْمنَ الدُّنْيَا
يَا رَحِيْمَ اْلأَخِرَةِ
10. Setelah itu kecup
leher isteri seraya membaca dalam hati:
اَللهُ نُوْرُ السَّمَوَاتِ
وَاْلأَرْضِ
11. Selanjutnya kecup
dagu isteri seraya membaca dalam hati:
نُوْرُ حَبِيْبِ الإِيْمَانِ
مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
12. Kemudian kecup
kedua telapak tangan isteri dimulai sebelah kanan hingga yang sebelah kiri
seraya membaca dalam hati:
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ
مَا رَأَى
13. Berikutnya kecup
bagian di antara kedua payudara isteri seraya membaca dalam hati:
وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ
مَحَبَّةً مِنِّيْ
14. Dan kemudian kecup
dada isteri bagian kiri tepat pada hatinya seraya membaca dalam hati:
يَاحَيُّ يَا قَيُّوْمُ
BAB
V: RAHASIA DI BALIK PENCIPTAAN KEPERAWANAN
Para ahli firasat dan
ilmuwan ahli kewanitaan mengataka bahwa:
* Bila mulut seorang
perawan lebar, pertanda vaginanya juga lebar.
* Bila mulutnya kecil,
pertanda vaginanya juga kecil.
Seorang penyair dalam bahar
Thawil-nya menyatakan:
إِذَا ضَاقَ فَمُ
الْبِكْرِ ضَاقَتْ فُرُوْجُهَا وَكَانَ لِفَمِهَا شِعَارٌ لِفَرْجِهَا
“Bila
seorang perawan sempit mulutnya, maka sempit pula vaginanya. Hal itu karena
mulut seorang perawan menjadi pertanda dari bentuk dan keadaan vaginanya.”
* Bila kedua bibir
perawan tebal, pertanda kedua bibir vaginanya tebal.
* Bila kedua bibirnya
tipis, pertanda kedua bibir vaginanya juga tipis.
* Bila bibir mulut
bagian bawah tipis, pertanda vaginanya kecil.
* Bila mulut/lidahnya
sangat merah, pertanda vaginanya kering.
* Bila mancung
hidungnya, pertanda tidak begitu berhasrat untuk senggama.
* Bila dagunya panjang,
pertanda vaginanya menganga dan sedikit bulunya.
* Bila alisnya tipis,
pertanda posisi vaginanya agak ke dalam.
* Bila raut wajahnya
lebar dan lehernya besar, pertanda pantatnya kecil dan vaginanya besar serta
sempit.
* Bila telapak kaki bagian
luar serta badannya berlemak (gemuk), pertanda besar vaginanya.
* Bila kedua betisnya
tebal dan keras, pertanda birahinya besar dan tidak sabaran untuk senggama.
* Bila matanya tampak
bercelak dan lebar, pertanda sempit rahimnya.
* Bila pantatnya kecil
serta bahunya besar, pertanda besar vaginanya.
Para ulama bijak
bestari mengatakan: “Barangsiapa menjumpai 10 karakter pada diri seorang
wanita, maka janganlah menikahinya. Yaitu;
1). Wanita yang sangat
pendek tubuhnya.
2). Wanita yang
berambut pendek.
3). Wanita yang sangat
tinggi postur tubuhnya.
4). Wanita yang
cerewet.
5). Wanita yang tidak
produktif (mandul).
6). Wanita yang bengis
(judes).
7). Wanita yang
berlebihan dan boros.
8). Wanita yang
bertangan panjang (Jawa: cluthak).
9). Wanita yang suka berhias
ketika keluar rumah.
10). Wanita janda sebab
dicerai suaminya."
Itu saja yang dapat
saya sampai sampaikan diartikel ini, sekiranya masih banyak kekurangan
disarankan bagi pembaca membeli buku Kitab Fathul Izar Terjemahannya agar lebih
punya pegangan yang kuat dan jelas. Terimakasih